Jumat, 03 Januari 2020

3 Fungsi Sistem Pengisian di mobil (charging system)

Sistem pengisian pada mobil atau juga sering disebut sebagai charging system, merupakan salah satu sistem yang bertugas untuk menjaga kebutuhan arus listrik di mobil agar tetap tersedia. Ya, mobil dan segala sistem di dalamnya membutuhkan pasokan arus listrik agar dapat bekerja secara optimal, dan semua kebutuhan arus listrik di kendaraan ini di sediakan oleh sistem pengisian.

Sistem pengisian di mobil ini memiliki banyak komponen yaitu baterai (aki), alternator (generator), sekring, saklar, relay, dan wiring (harness).

Sistem pengisian pada mobil atau juga sering disebut sebagai charging system 3 Fungsi Sistem Pengisian di mobil (charging system)

Masing-masing komponen memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda seperti contohnya pada alternator yang berfungsi untuk membangkitkan arus dan tegangan lsitrik untuk seluruh komponen kelistrikan di mobil termasuk untuk mengisi muatan listrik ke baterai. Baca : Cara kerja alternator, komponen dan fungsinya.

Namun, pada pembahasan kali ini, ombro hanya akan membahas tentang 3 Fungsi sistem pengisian (charging system) di mobil sebagai sebuah sistem saja, tidak beserta komponen-komponenya. Lantas apa saja fungsi sistem pengisian ini ? Berikut 3 Fungsi sistem pengisan di mobil.


1. Menyuplai arus listrik saat awal mesin dihidupkan melalui baterai


Fungsi sistem pengisian yang pertama adalah untuk menyuplai kebutuhan arus listrik dalam jumlah besar saat awal mesin dihidupkan. Ya, karena pada saat awal mesin dihidupkan, komponen starter motor membutuhkan arus listrik yang jumlahnya sangat besar untuk pertama kalinya memutar mesin.

Kebutuhan arus listrik ini dapat dipenuhi melalui komponen baterai (aki) yang masuk sebagai salah satu komponen pada sistem pengisian. Setelah mesin berputar dan hidup, maka peran baterai akan berubah untuk menyimpan muatan arus listrik yang dihasilkan alternator.

Baca juga :


2. Penyedia arus listrik selama mesin hidup dan beban puncak


Fungsi sistem pengisian yang kedua adalah sebagai penyedia arus listrik selama mesin hidup dan beban puncak. Saat pengoperasian mesin normal dengan kebutuhan arus listrik yang normal, maka peran ini akan dilakukan oleh alternator yang berfungsi sebagai pembangkit listrik pada sistem pengisian. Aternator akan menyupla seluruh arus listrik yang dibutuhkan pada kendaraan sealam mesin hidup.

Ketika pengoperasian listrik dimesin dalam kondisi beban puncak, yaitu dimana semua komponen listrik dalam mobil dalam posisi ON dan hidup (contohnya saat malam dimana semua lampu-lampu dinyalakan dan sistem AC mobil bekerja), maka alternator dan baterai bersama-sama menjadi penyedia suplai arus listrik bagi seluruh komponen listrik di kendaraan.


3. Mengisi dan menyimpan muatan listrik ke dalam baterai


Fungsi sistem pengisian yang ketiga adalah untuk mengisi dan menyimpan muatan listrik ke dalam baterai. Ya, baterai digunakan dalam sistem pengisian untuk menyimpan arus dan muatan listrik yang dihasilkan oleh alternator (generator listrik) selama mesin hidup.

Jadi, selama mesin hidup dan berputar, alternator akan bekerja untuk menyuplai arus listrik keseluruh komponen listrik di mobil sekaligus berperan untuk mengisi muatan listrik kedalam baterai.

Sehingga selama alternator mesin hidup dan bekeeja , maka saat itu juga baterai akan mendapatka suplai muatan listrik dari alternator yang akan disimpan an digunakan saat alternator tidak bekerja.

Seperti contohnya pada saat mesin dimatikan, alternator tidak dapat memberikan suplai arus listrik. Oleh karena itu baterai akan menggantikan peran alternator sebagai sumber arus listrik di kendaraan sehingga suplai arus listrik tetap tersedia meskipun alternator (generator listrik) sedang dalam kondisi tidak bekerja.

Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif